PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah mengubah dunia internasional ini
menjadi sebuah global village, negara-negara seolah tanpa batas (borderless).
Era ini disebut dengan globalisasi. Di sinilah masalah mulai dirasakan oleh
banyak negara. Perbedaan sistem di antara satu negara dengan negara lainnya
akan menyulitkan dan menghambat keuntungan – keuntungan yang didapat dari
globalisasi. Dalam konteks akuntansi, perbedaan standar akuntansi di berbagai
negara menyebabkan kesulitan dari pihak asing dalam memahami laporan keuangan
yang dibuat, terutama jika standar akuntansi yang dipakai sangat berbeda dengan
standar keuangan yang diterapkan di negara asalnya. Oleh sebab itu, perlu
adanya upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Ini yang mendasari
sekelompok orang menggagas adanya peraturan yang disepakati bersama untuk
mengatasi permasalahan ini, di mana laporan keuangan setiap negara dapat
dipahami oleh semua orang termasuk oleh stakeholder dari luar negeri. Selain
itu, upaya penyelarasan ini juga akan mengefisiensikan biaya – biaya yang harus
dikeluarkan ketika merekonsiliasikan laporan keuangan dengan standar yang
berbeda. Maka munculah akuntansi
internasional yang mencoba menguraikan teori dan praktik-praktik akuntansi yang
berlaku secara internasional. Harmonisasi standar akuntansi keuangan dalam
wujud International Financial Reporting Standard (IFRS) berlaku secara
internasional. Dalam hal ini, sangat diharapkan ada sebuah standar yang dapat
diterima dan dimengerti oleh semua negara di dunia. Dengan adanya standar yang
diterima secara internasional, diharapkan laporan keuangan memiliki daya
keterbandingan yang lebih tinggi antar negara.
Tentu saja upaya-upaya kearah harmonisasi akuntansi internasional
ini bukanlah pekerjaan mudah. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi
di Indonesia. Melihat keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan dengan tujuan
untuk mendorong semakin terciptanya transparansi yang dapat dimengerti dan
memiliki standar yang sama dengan negara-negara lain, maka . Komite Ikatan Akuntansi Indonesia telah
mengambil langkah yang matang untuk melakukan konvergensi IFRS dalam standar
akuntansi keuangan yang dipakai Indonesia. Salah satu komponen laporan keuangan
yang direvisi dan dilakukan kovergensi ke arah IFRS ialah laporan arus kas.
Laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan
dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh pemakai laporan. Sampai saat ini IAI telah banyak melakukan konvergensi
dengan standar internasional, konvergensi ini dimulai sejak tahun 1994 dan
proses revisi terhadap standar keuangan telah dilakukan sebanyak enam kali,
yaitu tahun 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober
2004 dan 1 September 2007. Proses revisi terhadap standar keuangan ini juga
terjadi pada PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah definisi, tujuan, dan ruang lingkup laporan arus kas?
- Apakah perbedaan laporan arus kas sebelum dan sesudah konvergensi IFRS?
- Bagaimana bentuk dan penyajian laporan arus kas sebelum dan sesudah konvergensi IFRS?
- Apakah manfaat dari laporan arus kas?
- Adakah hambatan dalam penerapan laporan arus kas yang telah dikonvergensi?
1.3 Tujuan
Pembahasan
- Mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup laporan arus kas.
- Menngetahui perbedaan laporan arus kas sebelum dan sesudah dilakukannya konvergeni IFRS
- Mengetahui manfaat dilakukannya konvergensi pada laporan arus kas
- Mengetahui bentuk dan penyajian laporan arus kas yang sudah dikonvergensi
- Dapat menerapkan penggunaan laporan keuangan yang telah dikonvergensi
PEMBAHASAN
LAPORAN ARUS KAS
Pengertian
Laporan Arus Kas
Menurut Skousen dkk (2009 : 284)
Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan sebagai berikut : “Laporan arus kas
(statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas
yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.
Sedangkan menurut Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa : ”Laporan
arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.
Tujuan
Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu
entitas menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 berguna bagi para pengguna laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya. Selain itu, tujuan pembuatan laporan arus kas adalah
memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara
kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifi kasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing)
selama suatu periode.
Manfaat Informasi Arus Kas
Adapun
kegunaan informasi yang terkadung dalam laporan arus kas menurut PSAK No. 2
Tahun 2009 ialah dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi
arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari
berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan
kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Informasi arus kas historis sering
digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa
depan. Di samping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti
kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan
dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta
dampak perubahan harga. Arus kas menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 terbagi menjadi
dua, yakni arus kas masuk dan arus kas keluar. Adapun aktivitas arus kas
terbagi menjadi tiga aktivitas, yakni :
- Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
- Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
- Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
dengan cara yang paling sesuai
dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut
aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta
terhadap jumlah kas dan setara kas.
Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk
mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut. Suatu transaksi
tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasikan ke dalam lebih
dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi
pokok pinjaman dan bunga, maka unsur bunga dapat diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus
kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
- penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
- penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
- pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
- pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
- penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
- pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifi kasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
- penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing).
Aktivitas
Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi adalah:
- pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
- penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain;
- pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
- kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
- uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
- penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
- pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifi kasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
- pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Aktivitas
Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi
klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
- penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
- pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas;
- penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya;
- pelunasan pinjaman;
- pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).
Pelaporan
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut:
- metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
- metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.Dalam PSAK No 2 Tahun 2009, Pemerintah menganjurkan setiap Entitas untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Karena metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:(a) dari catatan akuntansi entitas; atau(b) dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi komprehensif untuk :
1. perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan;
2. pos bukan kas lainnya; dan
3. pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas
operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
- perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;
- pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang belum dibagikan; dan
- semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan
- Sebagai alternatif, arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan berdasarkan metode tidak langsung dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensif serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode.
Pelaporan
Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan
pendanaan, kecuali apabila arus kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22 dan
24 pada ED PSAK 2 (revisi 2009) tentang Laporan Arus Kas dilaporkan atas dasar
arus kas bersih (net basis).
Pelaporan
Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih:
(a) penerimaan
dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas yang terdiri
dari :
1. Penerimaan dan pembayaran rekening giro;
2. Dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi;
dan
3. Sewa yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan
dari, dan selanjutnya disetor kepada pemilik properti.
(b) penerimaan
dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar,
dan dengan jangka waktu singkat (short maturity), misalnya :
1. jumlah pokok transaksi kartu kredit para nasabah;
2. pembelian dan penjualan investasi; dan
3. pinjaman jangka pendek lain sebagai contoh, pinjaman dengan
jangka waktu jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan
berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih:
a) penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan
dan pembayaran kembali deposito berjangka dengan jatuh tempo yang tetap;
b) penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga
keuangan lainnya; dan
c) pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada
nasabah.
Arus Kas
dalam Mata Uang Asing
Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing harus
dibukukan dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang
asing tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang
asing pada tanggal transaksi arus kas.
Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan
nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal
transaksi arus kas. Arus kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang
konsisten dengan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing. Pernyataan tersebut
memperkenankan digunakannya suatu nilai tukar yang mendekati nilai tukar
aktual. Sebagai contoh, nilai tukar rata-rata untuk periode yang bersangkutan dapat
digunakan untuk membukukan transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus
kas entitas anak di luar negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengizinkan
digunakannya nilai tukar pada akhir periode pelaporan untuk menjabarkan laporan
arus kas anak entitas luar negeri. Keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi yang timbul akibat perubahan nilai tukar mata uang asing bukan merupakan
arus kas. Namun demikian, pengaruh perubahan nilai tukar atas kas dan setara
kas dalam mata uang asing dilaporkan dalam laporan arus kas untuk
merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setara kas. Jumlah selisih kurs
tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada, seandainya arus kas tersebut telah
dilaporkan dengan nilai tukar pada akhir periode.
Bunga dan
Dividen
Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan,
masing-masing harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing harus diklasifi
kasi secara konsisten antar periode sebagai salah satu dari aktivitas operasi,
investasi, atau pendanaan. Jumlah bunga yang dibayar selama suatu periode diungkapkan
dalam laporan arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
maupun yang dikapitalisasi sesuai PSAK No. 26 Tentang Biaya Pinjaman. Bunga
yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan
biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi
entitas lainnya belum ada kesepakatan mengenai klasifi kasi arus kas ini. Bunga
yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi
sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba atau rugi. Sebagai
alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat
diklasifi kasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi
karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil
investasi (return on investments).
Dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus kas
pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya
keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifi kasi sebagai
komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu para pengguna
laporan dalam menilai kemampuan entitas membayar dividen dari arus kas operasi.
Pajak
Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus
diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai arus kas dari aktivitas
operasi kecuali jika secara spesifik dapat diidentifi kasikan sebagai aktivitas
pendanaan dan investasi. Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan
arus kas yang diklasifi kasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau
pendanaan dalam laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan (tax
expense) dapat dengan mudah diidentifi kasikan dengan aktivitas investasi atau
pendanaan,
arus kas yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifikasi
dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang
mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifi kasikan
sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut
dapat diidentifi kasikan dengan transaksi individual yang menimbulkan arus kas
yang bersangkutan, maka arus kas tersebut diklasifi kasi sebagai aktivitas
pendanaan atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut. Apabila arus
kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan
pajak yang dibayar harus diungkapkan.
Investasi
pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
Apabila akuntansi untuk investasi pada entitas
asosiasi atau entitas anak dibukukan dengan menggunakan metode ekuitas atau
metode biaya perolehan, maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus
kas hanya pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, misalnya jumlah
dividen dan uang muka yang diterima. Entitas yang melaporkan kepemilikannya
dalam pengendalian bersama entitas (PSAK 12 Tentang Bagian Partisipasi
Dalam Ventura Bersama) menggunakan konsolidasi
proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas konsolidasinya bagian
proporsional dari arus kas atas entitas yang dikendalikan bersama. Entitas yang
melaporkan kepemilikannya menggunakan metode ekuitas melaporkan dalam laporan
arus kas, arus kas atas investasinya dalam entitas yang dikendalikan bersama,
dan distribusi dan pembayaran lain atau penerimaan antara entitas dan entitas
yang dikendalikan bersama.
Perubahan
Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan
kehilangan pengendalian atas entitas anak atau unit bisnis lainnya harus
disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan
dengan perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan unit bisnis
lainnya selama satu periode:
a) Jumlah harga yang dibayarkan atau diterima;
b) Bagian dari harga yang merupakan kas dan setara kas;
c) Jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau
bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan; dan
d) Jumlah aset
dan laibilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya
dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori
utamanya.
Penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan
dan
kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lainnya sebagai suatu pos
tunggal, bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan
laibilitas yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas
tersebut dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan lainnya. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh
dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh pengendalian. Jumlah keseluruhan kas
yang dibayarkan atau diterima untuk memperoleh atau atas kehilangan
pengendalian entitas anak atau bisnis lainnya dilaporkan dalam laporan arus
kas, berdasarkan kas dan setara kas bersih dari yang diperoleh atau dilepaskan
sebagai bagian dari transaksi, peristiwa atau perubahan lingkungan. Arus kas
yang timbul dari perubahan kepemilikan atas entitas anak karena kehilangan
pengendalian harus diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Perubahan
kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian,
misalnya akibat pembelian atau penjualan kemudian instrumen ekuitas entitas
anak oleh entitas induk, dicatat sebagai transaksi ekuitas (PSAK 4 Tentang
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri). Sejalan dengan
hal tersebut, arus kas yang berasal dari transaksi tersebut diklasifikasikan
dengan cara yang sama sebagai transaksi lain dengan pemilik yang dijelaskan
dalam paragraf 17 ED PSAK No. 2 Tahun 2009.
Transaksi
Nonkas
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak
memerlukan penggunaan kas atau setara kas tidak termasuk dalam laporan arus
kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan pada bagian lain dalam laporan
keuangan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Beberapa
aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal
entitas. Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini
konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak
mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi nonkas
adalah:
- perolehan aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan (finance lease);
- akuisisi entitas melalui emisi saham; dan
- konversi utang menjadi modal.
Komponen
Kas dan Setara kas
Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas
serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos
yang sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Oleh karena
keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan perbankan dan agar sesuai dengan
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan kebijakan dalam
menentukan komponen kas dan setara kas.
Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan
komponen kas dan setara kas seperti misalnya perubahan dalam klasifi kasi
instrumen keuangan yang sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio
investasi entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi dan Kesalahan.
Pengungkapan
Lain
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas
yang signifikan yang tidak dapat digunakan oleh grup usaha, beserta komentar
manajemen. Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh
entitas tidak dapat digunakan oleh grup entitas. Misalnya, saldo kas dan setara
kas milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan
kontrol lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas
tersebut tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lainnya. Informasi
tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi keuangan dan
likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan komentar
manajemen, dianjurkan dan mencakup :
(a) Jumlah
fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk aktivitas
operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan mengindikasikan
pembatasan penggunaan fasilitas ini;
(b) Jumlah
keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang
terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan
menggunakan metode konsolidasi proporsional;
(c) Jumlah
keseluruhan arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi yang
terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi; dan
(d) Jumlah arus
kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari setiap
segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5: Pelaporan Segmen).
Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan peningkatan
kapasitas operasi dan arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas
operasi berguna bagi pengguna
untuk menentukan apakah entitas melakukan investasi
secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya. Entitas yang tidak
berinvestasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya mungkin
akan merugikan profitabilitas dimasa yang akan datang, hanya untuk
mempertahankan likuiditas dan distribusi untuk pemilik pada saat ini. Pengungkapan
arus kas secara segmen memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik mengenai hubungan antara arus kas bisnis keseluruhan dan komponennya
dan ketersediaan serta keragaman arus kas secara segmen.
Perbedaan
PSAK Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 2 (2009) Tentang Laporan
Arus Kas yang sudah dikonvergensi ke IFRS dengan PSAK 2 (1994) Tentang Laporan
Arus Kas adalah :
Perihal
|
PSAK 2 (1994)
|
ED PSAK 2 (revisi 2009)
|
Arus kas yang berasal dari beberapa transaksi serta
keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut.
|
Tidak diatur secara eksplisit.
|
1.
Arus kas dari beberapa transaksi : penjualan
peralatan pabrik diakui sebagai arus kas investasi.
2.
Arus kas berasal dari keuntungan / kerugian dari
transaksi di atas diakui sebagai arus kas operasi.
|
Metode tidak langsung
|
Penyesuaian atas laba atau rugi termasuk berasal dari
hak minoritas dalam laba / rugi konsolidasi.
|
Dihilangkan. (Dianjurkan menggunakan metode langsung,
namun metode tidak langsung tetap diperbolehkan)
|
Arus kas dari pos luar biasa.
|
Terdapat pengaturan mengenai arus kas dari pos luar biasa.
|
Dihilangkan.
|
Arus kas dari pelepasan kepemilikan pada entitas
anak yang tidak berakibat hilangnya pengendalian.
|
Tidak ada pengaturan
|
Arus kas dari transaksi tersebut diakui sebagai arus
kas pendanaan.
|
Explosure Draft PSAK No. 2 sangat
menganjurkan untuk setiap entitas menggunakan metode langsung dibanding dengan
metode tidak langsung. Adapun keuntungan memakai metode langsung adalah dapat memperlihatkan
laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu
laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan
memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Namun dalam
membuat laporan arus kas menggunakan metode langsung lebih rumit dibanding
menggunakan metode tidak langsung.
PSAK No. 2 Tahun 2009 Tentang
Laporan Arus Kas sebagai revisi atas PSAK No. 2 Tahun 1994 Tentang Laporan Arus
Kas diterapkan untuk laporan keuangan dimulai atau setelah 1 Januari 2011. Adapun
Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia dalam Yona Octiani (2011) :
Dan pemberlakuan bentuk laporan yang sesuai dengan IFRS
diharapkan terealisasi pada tahun 2015.
DAFTAR
PUSTAKA
Harahap, Sofian Safri, 2010, Analisis Krisis Atas Laporan Keuangan,
Jakarta : Rajawali Pesada
Stice, James D, Earl K. Stice dan F. Fres Skousen, 2009, Akuntansi
Keuangan Intermediate Accounting, Buku I Edisi 16, Jakarta, Salemba
Empat
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Explosure Draft Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 2 Tentang Laporan Arus Kas, Jakarta.
(Softcopy Edition)
Ikatan Akuntan Indonesia, 1994, Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 2 Tentang Laporan Arus Kas, Jakarta. (Softcopy Edition)
Lestari, Yona Octiani, 2010, Konvergensi International
Financial Reporting Standard (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus