Kamis, 10 September 2015

LAPORAN ARUS KAS

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah mengubah dunia internasional ini menjadi sebuah global village, negara-negara seolah tanpa batas (borderless). Era ini disebut dengan globalisasi. Di sinilah masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Perbedaan sistem di antara satu negara dengan negara lainnya akan menyulitkan dan menghambat keuntungan – keuntungan yang didapat dari globalisasi. Dalam konteks akuntansi, perbedaan standar akuntansi di berbagai negara menyebabkan kesulitan dari pihak asing dalam memahami laporan keuangan yang dibuat, terutama jika standar akuntansi yang dipakai sangat berbeda dengan standar keuangan yang diterapkan di negara asalnya. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Ini yang mendasari sekelompok orang menggagas adanya peraturan yang disepakati bersama untuk mengatasi permasalahan ini, di mana laporan keuangan setiap negara dapat dipahami oleh semua orang termasuk oleh stakeholder dari luar negeri. Selain itu, upaya penyelarasan ini juga akan mengefisiensikan biaya – biaya yang harus dikeluarkan ketika merekonsiliasikan laporan keuangan dengan standar yang berbeda.  Maka munculah akuntansi internasional yang mencoba menguraikan teori dan praktik-praktik akuntansi yang berlaku secara internasional. Harmonisasi standar akuntansi keuangan dalam wujud International Financial Reporting Standard (IFRS) berlaku secara internasional. Dalam hal ini, sangat diharapkan ada sebuah standar yang dapat diterima dan dimengerti oleh semua negara di dunia. Dengan adanya standar yang diterima secara internasional, diharapkan laporan keuangan memiliki daya keterbandingan yang lebih tinggi antar negara.
Tentu saja upaya-upaya kearah harmonisasi akuntansi internasional ini bukanlah pekerjaan mudah. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia. Melihat keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan dengan tujuan untuk mendorong semakin terciptanya transparansi yang dapat dimengerti dan memiliki standar yang sama dengan negara-negara lain, maka . Komite Ikatan Akuntansi Indonesia telah mengambil langkah yang matang untuk melakukan konvergensi IFRS dalam standar akuntansi keuangan yang dipakai Indonesia. Salah satu komponen laporan keuangan yang direvisi dan dilakukan kovergensi ke arah IFRS ialah laporan arus kas. Laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan. Sampai saat ini IAI telah banyak melakukan konvergensi dengan standar internasional, konvergensi ini dimulai sejak tahun 1994 dan proses revisi terhadap standar keuangan telah dilakukan sebanyak enam kali, yaitu tahun 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004 dan 1 September 2007. Proses revisi terhadap standar keuangan ini juga terjadi pada PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apakah definisi, tujuan, dan ruang lingkup laporan arus kas?
  2. Apakah perbedaan laporan arus kas sebelum dan sesudah konvergensi IFRS?
  3. Bagaimana bentuk dan penyajian laporan arus kas sebelum dan sesudah konvergensi IFRS?
  4. Apakah manfaat dari laporan arus kas?
  5. Adakah hambatan dalam penerapan laporan arus kas yang telah dikonvergensi?


1.3 Tujuan Pembahasan
  1. Mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup laporan arus kas.
  2. Menngetahui perbedaan laporan arus kas sebelum dan sesudah dilakukannya konvergeni IFRS
  3. Mengetahui manfaat dilakukannya konvergensi pada laporan arus kas
  4. Mengetahui bentuk dan penyajian laporan arus kas yang sudah dikonvergensi
  5. Dapat menerapkan penggunaan laporan keuangan yang telah dikonvergensi






PEMBAHASAN
LAPORAN ARUS KAS

Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan sebagai berikut : “Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”. Sedangkan menurut Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa : ”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.

Tujuan Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu entitas menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Selain itu, tujuan pembuatan laporan arus kas adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifi kasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

Manfaat Informasi Arus Kas
Adapun kegunaan informasi yang terkadung dalam laporan arus kas menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 ialah dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. Arus kas menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 terbagi menjadi dua, yakni arus kas masuk dan arus kas keluar. Adapun aktivitas arus kas terbagi menjadi tiga aktivitas, yakni :
  1. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
  2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
  3. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.


Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai
dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut. Suatu transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka unsur bunga dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.


Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
  1. penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
  2. penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
  3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
  4. pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
  5. penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
  6. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifi kasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
  7. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing).


Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
  1. pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
  2. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain;
  3. pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
  4. kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
  5. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
  6. penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
  7. pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifi kasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
  8. pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.


Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
  1. penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
  2. pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas;
  3. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya;
  4. pelunasan pinjaman;
  5. pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).



Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:
  1. metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
  2. metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.Dalam PSAK No 2 Tahun 2009, Pemerintah menganjurkan setiap Entitas untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Karena metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
    (a)    dari catatan akuntansi entitas; atau(b)   dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos       lain dalam laporan laba rugi komprehensif untuk :
    1.  perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan;
    2.   pos bukan kas lainnya; dan
    3. pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
  1. perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;
  2. pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang belum dibagikan; dan
  3. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan
  4. Sebagai alternatif, arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan berdasarkan metode tidak langsung dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensif serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode.


Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali apabila arus kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22 dan 24 pada ED PSAK 2 (revisi 2009) tentang Laporan Arus Kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih (net basis).

Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih:
(a) penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas yang terdiri dari :
1.    Penerimaan dan pembayaran rekening giro;
2.    Dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan
3. Sewa yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan selanjutnya disetor kepada pemilik properti.
(b) penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (short maturity), misalnya :
1.    jumlah pokok transaksi kartu kredit para nasabah;
2.    pembelian dan penjualan investasi; dan
3.  pinjaman jangka pendek lain sebagai contoh, pinjaman dengan jangka waktu jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih:
a)  penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran kembali deposito berjangka dengan jatuh tempo yang tetap;
b)  penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lainnya; dan
c)    pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah.

Arus Kas dalam Mata Uang Asing
Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang asing tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing. Pernyataan tersebut memperkenankan digunakannya suatu nilai tukar yang mendekati nilai tukar aktual. Sebagai contoh, nilai tukar rata-rata untuk periode yang bersangkutan dapat digunakan untuk membukukan transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus kas entitas anak di luar negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengizinkan digunakannya nilai tukar pada akhir periode pelaporan untuk menjabarkan laporan arus kas anak entitas luar negeri. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan nilai tukar mata uang asing bukan merupakan arus kas. Namun demikian, pengaruh perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas dalam mata uang asing dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setara kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada, seandainya arus kas tersebut telah dilaporkan dengan nilai tukar pada akhir periode.

Bunga dan Dividen
Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing harus diklasifi kasi secara konsisten antar periode sebagai salah satu dari aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan. Jumlah bunga yang dibayar selama suatu periode diungkapkan dalam laporan arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi maupun yang dikapitalisasi sesuai PSAK No. 26 Tentang Biaya Pinjaman. Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi entitas lainnya belum ada kesepakatan mengenai klasifi kasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba atau rugi. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifi kasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investments).
Dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifi kasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu para pengguna laporan dalam menilai kemampuan entitas membayar dividen dari arus kas operasi.

Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat diidentifi kasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi. Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus kas yang diklasifi kasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan (tax expense) dapat dengan mudah diidentifi kasikan dengan aktivitas investasi atau pendanaan,
arus kas yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifikasi dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifi kasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat diidentifi kasikan dengan transaksi individual yang menimbulkan arus kas yang bersangkutan, maka arus kas tersebut diklasifi kasi sebagai aktivitas pendanaan atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut. Apabila arus kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan pajak yang dibayar harus diungkapkan.

Investasi pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
Apabila akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi atau entitas anak dibukukan dengan menggunakan metode ekuitas atau metode biaya perolehan, maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus kas hanya pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, misalnya jumlah dividen dan uang muka yang diterima. Entitas yang melaporkan kepemilikannya dalam pengendalian bersama entitas (PSAK 12 Tentang Bagian Partisipasi
Dalam Ventura Bersama) menggunakan konsolidasi proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas konsolidasinya bagian proporsional dari arus kas atas entitas yang dikendalikan bersama. Entitas yang melaporkan kepemilikannya menggunakan metode ekuitas melaporkan dalam laporan arus kas, arus kas atas investasinya dalam entitas yang dikendalikan bersama, dan distribusi dan pembayaran lain atau penerimaan antara entitas dan entitas yang dikendalikan bersama.



Perubahan Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak atau unit bisnis lainnya harus disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan unit bisnis lainnya selama satu periode:
a)  Jumlah harga yang dibayarkan atau diterima;
b)  Bagian dari harga yang merupakan kas dan setara kas;
c)  Jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan; dan
d)   Jumlah aset dan laibilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
Penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal, bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan laibilitas yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan lainnya. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh pengendalian. Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lainnya dilaporkan dalam laporan arus kas, berdasarkan kas dan setara kas bersih dari yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari transaksi, peristiwa atau perubahan lingkungan. Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas entitas anak karena kehilangan pengendalian harus diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Perubahan kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian, misalnya akibat pembelian atau penjualan kemudian instrumen ekuitas entitas anak oleh entitas induk, dicatat sebagai transaksi ekuitas (PSAK 4 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri). Sejalan dengan hal tersebut, arus kas yang berasal dari transaksi tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama sebagai transaksi lain dengan pemilik yang dijelaskan dalam paragraf 17 ED PSAK No. 2 Tahun 2009.



Transaksi Nonkas
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal entitas. Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi nonkas adalah:
  1. perolehan aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan (finance lease);
  2. akuisisi entitas melalui emisi saham; dan
  3. konversi utang menjadi modal.


Komponen Kas dan Setara kas
Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Oleh karena keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan perbankan dan agar sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan kebijakan dalam menentukan komponen kas dan setara kas.
Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas dan setara kas seperti misalnya perubahan dalam klasifi kasi instrumen keuangan yang sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi dan Kesalahan.

Pengungkapan Lain
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang tidak dapat digunakan oleh grup usaha, beserta komentar manajemen. Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas tidak dapat digunakan oleh grup entitas. Misalnya, saldo kas dan setara kas milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan kontrol lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas tersebut tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lainnya. Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi keuangan dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan komentar manajemen, dianjurkan dan mencakup :
(a) Jumlah fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk aktivitas operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan mengindikasikan pembatasan penggunaan fasilitas ini;
(b) Jumlah keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional;
(c)  Jumlah keseluruhan arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi; dan
(d) Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari setiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5: Pelaporan Segmen).
Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi dan arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi berguna bagi pengguna
untuk menentukan apakah entitas melakukan investasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya. Entitas yang tidak berinvestasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya mungkin akan merugikan profitabilitas dimasa yang akan datang, hanya untuk mempertahankan likuiditas dan distribusi untuk pemilik pada saat ini. Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara arus kas bisnis keseluruhan dan komponennya dan ketersediaan serta keragaman arus kas secara segmen.


Perbedaan PSAK Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 2 (2009) Tentang Laporan Arus Kas yang sudah dikonvergensi ke IFRS dengan PSAK 2 (1994) Tentang Laporan Arus Kas adalah :
Perihal
PSAK 2 (1994)
ED PSAK 2 (revisi 2009)
Arus kas yang berasal dari beberapa transaksi serta keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut.
Tidak diatur secara eksplisit.
1.       Arus kas dari beberapa transaksi : penjualan peralatan pabrik diakui sebagai arus kas investasi.
2.       Arus kas berasal dari keuntungan / kerugian dari transaksi di atas diakui sebagai arus kas operasi.
Metode tidak langsung
Penyesuaian atas laba atau rugi termasuk berasal dari hak minoritas dalam laba / rugi konsolidasi.
Dihilangkan. (Dianjurkan menggunakan metode langsung, namun metode tidak langsung tetap diperbolehkan)
Arus kas dari pos luar biasa.
Terdapat pengaturan mengenai arus kas dari pos luar biasa.
Dihilangkan.
Arus kas dari pelepasan kepemilikan pada entitas anak yang tidak berakibat hilangnya pengendalian.
Tidak ada pengaturan
Arus kas dari transaksi tersebut diakui sebagai arus kas pendanaan.

Explosure Draft PSAK No. 2 sangat menganjurkan untuk setiap entitas menggunakan metode langsung dibanding dengan metode tidak langsung. Adapun keuntungan memakai metode langsung adalah dapat memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Namun dalam membuat laporan arus kas menggunakan metode langsung lebih rumit dibanding menggunakan metode tidak langsung.
PSAK No. 2 Tahun 2009 Tentang Laporan Arus Kas sebagai revisi atas PSAK No. 2 Tahun 1994 Tentang Laporan Arus Kas diterapkan untuk laporan keuangan dimulai atau setelah 1 Januari 2011. Adapun Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia dalam Yona Octiani (2011) :
Dan pemberlakuan bentuk laporan yang sesuai dengan IFRS diharapkan terealisasi pada tahun 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofian Safri, 2010, Analisis Krisis Atas Laporan Keuangan, Jakarta : Rajawali Pesada
Stice, James D, Earl K. Stice dan F. Fres Skousen, 2009, Akuntansi Keuangan Intermediate Accounting, Buku I Edisi 16, Jakarta, Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Explosure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 Tentang Laporan Arus Kas, Jakarta. (Softcopy Edition)
Ikatan Akuntan Indonesia, 1994, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 Tentang Laporan Arus Kas, Jakarta. (Softcopy Edition)
Lestari, Yona Octiani, 2010, Konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia

1 komentar: